Aspek Sosial Budaya Pada Pariwisata Di Bangka Belitung

Aspek Sosial Budaya Pada Pariwisata Di Bangka Belitung – Indonesia yang populer dengan keanekaragaaman kebudayaan dan keindahan alam yang sangat bagus dan patut untuk disyukuri pemberian sang maha pencipta. Keanekaragaman kebudayaan yang berbeda-beda di setiap daerah menjadikan salah satu keunikan bagi Indonesia di mata dunia.

Ragam suku, budaya dan bahasa menjadi daya tarik tersendiri bagi para pendatang atau wisatawan luar negeri yang hendak berkunjung ke Indonesia. Indonesia juga dikelilingi oleh lautan yang mana terdapat pulau-pulau kecil namun menyimpan keindahan alam bawah laut yang luar biasa indahnya. premium303

Tak cuma keindahan alamnya saja tetapi juga dalam hal budaya terutama kesenian, adat istiadat, peninggalan sejarah yang dimiliki tidak kalah menarik. https://www.benchwarmerscoffee.com/

Dari berbagai keindahan alam serta kekayaan dan keunikan ragam budaya yang ada merupakan komponen penting dalam pariwisata Indonesia. Dengan demikian pariwisata di Indonesa menjadi sektor ekonomi penting dalam penerimaan devisa serta menambah penghasilan bagi masyarakat.

Adapun kegiatan pariwisata yang ada di Indonesia yaitu wisata budaya, wisata sejarah, wisata alam atau buatan yang menarik, wisata belanja, wisata keagamaan, agrowisata dan ecowisata.

Aspek Sosial Budaya Pada Perkembangan Pariwisata Di Bangka Belitung

Tentunya dengan adanya pengembangan dalam sektor pariwisata menjadikan suatu daerah berdampak pada kemajuan salah satunya keuntungan ekonomi baik bagi masyarakat maupun negara, namun dibalik itu juga pastinya akan bertentangan dengan aspek yang lain.

Dengan adanya pengembangan pariwisata di suatu daerah lebih terfokus pada bidang kegiatan ekonomi, salah satu pembangunan yang dilakukan untuk mengejar produktivitas, dalam usaha ini manusia   (tenaga kerja) dipandang sebagai faktor produksi yang mekanis sehingga mengabaikan berbagai aspek sosial budaya yang akan terjadi akibat dari adanya pembangunan pariwisata.

Selain itu, disisi lain juga sebenarnya bukan hanya untuk mendapatkan keuntungan saja dalam bidang ekonomi dengan membangun semisalnya sebuah tempat wisata yang menarik pengunjung, membangun hotel megah dengan fasilitas yang serba mewah dan canggih serta menyedikan atau membuka restoran-restoran kelas atas atau semacamnya,

tetapi perlu diketahui bahwa pariwisata akan lebih berkembang dengan baik apabila ditunjang dengan peningkatan aspek sosial budaya masyarakat.

Penulis berpikir jika dilihat dari apa yang sudah terealisasikan dalam konteks pembangunan ekonomi, aspek sosial budaya juga memiliki peranan penting dapat menunjang berkembangnya pariwisata di suatu daerah tetapi juga malah dengan berkembangnya pariwisata akan mengikis aspek sosial budaya masyarakat itu sendiri secara perlahan-lahan.

Keduanya tersebut bagaikan dua mata uang yang sama tetapi memiliki nilai pandang berbeda yaitu positif dan negatif dari mana sudut pandang orang menilainya untuk kebutuhan. Seperti misalnya penulis akan mengambil contoh perkembangan pariwisata di Bangka Belitung khususnya.

Pariwisata di Bangka Belitung setiap tahunnya mengalami peningkatan. Tidak diherankan lagi dengan tinggi wisatawan yang datang ke daerah Bangka Belitung membawa dampak tersendiri bagi suatu daerah tersebut teutama dalam hal pembangunan.

Para aktor yang berperan dalam pariwisata pastinya akan mengembangkan daerah tersebut menjadi lebih maju mencari investor untuk membangunan hotel semisalnya untuk menarik para wisatawan supaya betah dan nyaman pada saat berwisata ke tempat tersebut.

Selain itu juga, mulai banyaknya bangunan-bangunan bertingkat atau swalayan yang dibangun dekat pengembangan pusat pariwisata, segala aspek di masyarakat perlahan-lahan mulai mengalami perubahan secara signifikan.

Di mana dulunya masih banyak lahan-lahan yang masih hutan belum mendapat sentuhan sama sekali, sekarang sudah banyak dialih fungsikan oleh para pemilik modal untuk kepentingan mereka tanpa memikirkan lingkungan sekitar yang nantinya akan terjadi.

Meskipun demikian dengan adanya pengembangan pariwisata di Bangka Belitung sendiri pastinya akan memberikan keuntungan juga bagi masyarakat dalam hal membuka lapangan pekerjaan.

Objek pariwisata di daerah Bangka Belitung memang terkenal akan keindahan alam lautnya. Pasir pantai yang putih dan halus serta tumpukan batu granit yang tersusun begitu saja menjadikan ciri khas tersendiri bagi daerahg ini.

Tanpa adanya buatan campur tangan manusia ini benar-benar nikmat Tuhan yang harus disyukuri, menjadikan Bangka Belitung sebagai surga alam yang indah ditambah dengan semilir angin yang berhembus menjadikan tempat wisata ini sangat luar biasa untuk melepas lelah.

Tidak hanya itu saja, keindahan objek wisata alamnya juga tak kalah menarik bagi para wisatawan yang ingin berkunjung ke Bangka Belitung. Kesenian budaya dan adat istiadat setempat masih tetap dilestarikan dalam kegiatan acara-acara tertentu terlepas dari nilai kesakralan yang dianut oleh masyarakat sebagai wujud rasa syukur kepada sang pencipta.

Namun dibalik dari keberhasilan dalam pengembangan pariwisata yang gencar-gencarnya sedang dilakukan untuk menambah penghasilan bagi daerah atau negara maupun masyarakat tentunya tidak akan terlepas dari dampak yang akan terjadi meskipun begitu ada juga aspek yang menjadi penunjang keberhasilan pariwisata seperti aspek sosial budaya.

Sebelum pada pengembangan dalam sektor pariwisata, pariwisata sendiri merupakan suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan masyarakat dalam keberhasilan kemajuan suatu wisata, sehingga pastinya akan membawa berbagai dampak terhadap masyarakat setempat.

Bahkan pariwisata mempunyai kekuatan yang luar biasa dan mampu membuat masyarakat setempat mengalami metamorphosa dalam berbagai aspeknya. Salah satu dampak dari pariwisata yang paling menonjol terjadi yaitu dampak terhadap masyarakat lokal dan kearifan lokal yang ada.

Aspek Sosial Budaya Pada Perkembangan Pariwisata Di Bangka Belitung

Aspek dalam sosial budaya yang mengalami pergeseran akibat berkembangnya pariwisata di suatu daerah.

Seperti di Bangka Belitung sendiri sudah terlihat dampak yang terjadi dalam aspek sosial budaya di kalangan masyarakat lokal yaitu di mana masyarakat sudah berubah dalam hal gaya hidup mengikuti arus modernisasi yang dibawa oleh para pendatang yang berkunjung sehingga masyarakat perlahan-lahan mulai menirunya misalnya berpakaian ala kekinian masa kini terbuka seperti barat-baratan atau korean mengikuti mode yang trend ,

pola tingkah laku yang tidak lagi seperti ada rasa solidaritas dan saling tolong menolong sekarang menjadi saing-saingan untuk mendapatkan keuntungan sehingga mengabaikan nilai yang dianut sebelumnya, banyaknya penurunan moral yang terjadi terutama dikalangan perempuan yang menjadikan kesempatan emas bagi mereka untuk meraup keuntungan dengan menjadi wanita malam di tempat hiburan malam untuk menarik kesenangan wisatawan yang berkunjung,

juga seluruh harga kebutuhan menjadi naik akibat banyaknya permintaan yang datang, mulai banyaknya muncul kejahatan yang terjadi di lingkungan masyarakat, dan meningkatnya  penyimpangan-penyimpangan sosial yang terjadi.

Selain itu, dampak pariwisata terhadap bidang kesenian, adat istiadat, serta keagamaan yang paling menarik karena merupakan aspek budaya sebagai modal dasar pengembangan pariwisata.

Pengaruh terhadap aspek-aspek ini bisa terjadi secara langsung karena adanya proses komoditifikasi terhadap berbagai aspek kebudayaan atau terjadi secara tidak langsung melalui proses jangka panjang.

Pariwisata secara tidak sadar telah merusak atau menghancurkan kebudayaan lokal, meskipun secara tidak langsung memaksa mengekspresikan kebudayaan lokal untuk dimodifikasi agar sesuai dengan kebutuhan pariwisata. Selain itu, yang sangat dikhawatirkan nilai-nilai budaya mulai terkikis dan tergantikan dengan kebudayaan asing yang mulai terintegrasi di masyarakat.

Sehingga nantinya masyarakat meninggalkan tradisi kesenian budaya setempat dan perlahan-lahan akan menghilang seperti sekarang di Bangka Belitung yang sudah terlihat yaitu mulai hilangnya tarian campak, tarian kesenian daerah bangka belitung.

Tari campak ini perlahan-lahan akan memudar dikhawatirkan karena muda-mudi bangka belitung tidak mau melestarikan kesenian budaya ini akibat mulai banyaknya tarian modern atau dikenal dengan dance yang lebih menarik.

Dengan demikian penulis mengharapkan dengan berkembangnya pariwisata di Indonesia khususnya Bangka Belitung,  aktor yang berperan penting dalam pengembangan pariwisata tidak mengabaikan aspek penting yang akan terjadi seperti aspek sosial budaya masyarakat dan juga tetap menjaga kearifan lokal agar tidak mengalami perubahan akibat adanya pembangunan pariwisata.