Tragedi – Tragedi Yang Terjadi Dalam Sosial Budaya

Tragedi – Tragedi Yang Terjadi Dalam Sosial Budaya – Tahun 2018 dan 2019 adalah tahun politik. Pemilihan kepala daerah yang diselenggarakan secara langsung dan pemilihan presiden akan berlangsung tahun ini dan tahun depan.

Ruang publik bakal sangat penuh dan dijejali dengan anasir-anasir buruk, yang dapat melemahkan ketahanan nasional. Tak hanya itu saja, sistem sosial budaya akan terlemahkan secara perlahan dan bisa mengalami kematian pelan-pelan, yang biasa disebut proses entropi. raja slot

Tulisan ini pun melihat dan menganalisis ruang publik tersebut. Membingkai tulisan dengan teori agar permasalahan yang dibahas menjadi jelas dan gampang dipahami. Teori merupakan alat bantu untuk dapat memahami sesuatu yang kompleks menjadi lebih logis, masuk akal, dan bahkan sederhana. www.americannamedaycalendar.com

Karena itu, meskipun tulisan itu hadir di hadapan umum, khalayak, dan awam penyajian teori secara sederhana masih sangat diperlukan agar permasalahan di dalam tulisan tersebut menjadi lebih baik.

Tragedi dalam Sosial Budaya

Di dalam tulisan yang ringkas ini akan mencoba memotret dimensi sosial budaya dan berbagai permasalahannya yang terlihat pada saat ini. Kebudayaan adalah hasil karya kolektif akal budi manusia, masyarakat maupun bangsa. Budaya merupakan cara hidup, sistem norma, agama, adat istiadat, bahasa, sosial dan politik. Kebudayaan pun terbentuk karena pergulatan sejarah suatu bangsa, masyarakat, atau komunitas.

Oleh karena itu, masing-masing bangsa dan masyarakat memiliki kebudayaannya sendiri-sendiri. Indonesia mempunyai sistem kebudayaan yang berbeda dengan negara lain dalam lingkungan global.

Namun percampuran yang cepat dalam kehidupan sosial dan budaya pada saat ini telah menyebabkan perubahan-perubahan yang tidak terduga, terutama banyak sisi negatif. Itu pun berarti sudah terjadi erosi dan kehancuran pelan-pelan dari kebudayaan akibat teknologi komunikasi yang cepat dan masuk ke ruang-ruang publik maupun pribadi.

Sistem norma yang mengedepankan bagaimana  yang baik dan menyembunyikan yang buruk. Yang buruk pun dilarang muncul dan dijaga oleh sistem norma. Dalam revolusi teknologi komunikasi, yang buruk pun muncul dimana saja dan kapan saja menerabas sistem proteksi norma-norma yang ada. Oleh karena itu, lambat laun sistem sosial budaya mengalami entropi, pelan-pelan mati dan hancur.

Kemudian, bagaimana mengantisipasi dan memproteksi perkembangan baru seperti ini? Kita mesti mengenali dinamika permasalahan yang terjadi, lalu mencari cara bagaimana memproteksi sistem sosial dan budaya nasional yang sedang terancam seperti sekarang ini.

Suatu ruang publik ataupun barang publik mempunyai kapasitas terbatas untuk dipakai bersama. Agar ruang publik tersebut terjaga, maka aturan main dan norma harus diberlakukan untuk menjaga ruang publik tersebut tetap berfungsi.

Dalam ilmu ekonomi politik kerangka teoritis seperti ini bisa dipakai dan bisa memotret pengaruh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi serta bisa melihat sisi gelap pengaruh globalisasi dan media sosial dalam rangka antisipasi dampak negatifnya.

Teori ini merupakan Tragedy of the Common Theory. Apabila suatu barang publik, entitas publik, milik kolektif dipakai dan dimasuki berjejal secara berlebihan maka barang publik tersebut cepat atau lambat akan rusak. Untuk contohnya, barang publik padang rumput yang terbatas jika dipakai sebagai padang gembala berlebihan, maka padang rumput tersebut akan rusak.

Untuk dapat menjaga bagaimana kelangsungan ruang publik tersebut, maka harus diberlakukan sistem norma dan aturan main yang dapat menjaga agar pemanfaatannya tidak melewati ambang batas kapasitasnya.

Banyak barang publik yang menghadapi kehancuran karena tak ada institusi, norma atau aturan main yang menjaganya. Sistem yang berlaku pun merupakan sistem anarki, yang membiarkan barang publik tersebut dirusak oleh aktor-aktor pelaku yang ada di dalamnya.

Apabila tak ada sistem norma dan aturan main dan tidak mengantisipasinya dengan arsitektur norma dan aturan kolektif bersama, maka ruang publik tersebut lambat laun rusak dan hancur sama sekali.

Sama persis dengan contoh itu, ruang publik sekarang yang dijejali media sosial akan menyebabkan kerusakan tatanan sosial. Dikarenakan sifat buruk dari arus informasi yang masif tidak ada yang menjaga, maka proses ini akan merusak tatanan sosial tersebut.

Tatanan sosial ini pun berevolusi sangat lama dalam menghidupkan keharmonisan. Akan tetapi, kehadiran mendadak dari media sosial dan informasi yang masif menyebabkan sifat buruknya tidak tersaring sehingga merusak tatanan yang ada.

Tragedi dalam Sosial Budaya

Ruang publik yang di mana ada budaya dan norma di dalamnya menghadapi bencana karena tidak ada aturan dalam memakainya, tidak ada regulasi, dan ada partisipasi berlebihan. Yang terjadi merupakan anarki.

Kekosongan institusi yang sudah membingkai revolusi komunikasi ini menyebabkan ruang publik bersama terancam. Apabila proses ini tak disadari secara mendalam maka tatanan harmonis yang terbentuk dalam kurun waktu yang lama akan rusak.

Revolusi teknologi informasi dan komunikasi ini membawa dampak yang sangat luas terhadap kehidupan manusia, kehidupan individu, sosial maupun bernegara. Arus besar pun yang masif tersebut membawa penyakit ke dalam sistem dan tatanan sosial yang sudah ada. Apabila dibiarkan tanpa bingkai institusi, hukum dan aturan main maka pengaruh negatifnya akan lebih besar masuk dan merusak tatanan sosial yang ada.

Tatanan sosial pun yang dulunya dibatasi oleh norma-norma, pakem, dan aturan sekarang dapat dengan mudah diterobos dan diintervensi oleh teknologi komunikasi. Arus besar informasi yang masif hadir tiba-tiba dengan muatan-muatan baru. Ada yang dapat memperkuat dan juga yang melemahkan dan merusaknya.

Ada pula yang sesuai dengan sistem norma yang ada tapi lebih banyak yang bertentangan dan merusak. Lahirnya serta perkembangan teknologi informasi dan arus media sosial merupakan tantangan bersama yang sangat serius.

Yang menjadi masalah adalah muatan-muatan yang bertentangan di dalam sistem teknologi komunikasi tersebut kemudian secara masif ke dalam tatanan sosial masyarakat. Lalu kemudian muncul pula resistensi yang hebat dan dengan mudah menimbulkan gejolak sosial yang tidak terbayangkan sebelumnya. Konflik, kehancuran, dan disharmoni pun muncul sebagai akibat dari tragedi arus informasi yang berjalan anarki.

Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan karunia serta produk akal budi manusia. Teknologi ini pun menghasilkan kebudayaan dan peradaban yang baik, namun sebaliknya bisa menjadi sarana melemahkan sistem sosial dan budaya bersama. Bahkan secara nyata dapat dikatakan bahwa ada banyak sisi gelap dari media sosial. Sebagian dari sudut kritis media sosial adalah bencana.

Kehadiran dari teknologi informasi dan komunikasi yang cepat tidak bisa dicegah, tapi tak bisa dibiarkan anarkis dan melenggang tanpa norma. Negara yang perlu hadir dengan aturan main dan regulasi yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas masyarakat dalam menerima kehadiran media sosial tersebut.

Bila kita bersama diam dan tidak mampu menciptakan arsitektur aturan main bersama, maka bencana tragedy of the common akan terjadi cepat atau lambat. Teknologi informasi serta media sosial yang bebas dapat meretas norma budaya dan lembaga kehidupan yang sudah hidup ratusan atau bahkan ribuan tahun. Dengan adanya ruang publik yang terbuka, maka bangunan norma-norma itu hancur.